12.21.2025

Wisata Mangrove Jepara: MECoK Ecopark Teluk Awur, Pusat Edukasi, Konservasi, dan Ekowisata di Jawa Tengah

MANGROVEMAGZ. Jika berbicara tentang wisata mangrove di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, selama ini nama-nama seperti Karimunjawa atau kawasan mangrove lain lebih sering muncul di hasil pencarian. Namun, ada satu lokasi yang justru menyimpan nilai paling fundamental dalam dunia mangrove Indonesia, yaitu MECoK Ecopark di Desa Teluk Awur.

MECoK Ecopark bukan sekadar tempat wisata mangrove untuk berjalan santai atau berfoto. Kawasan ini adalah arboretum mangrove pertama yang dikelola secara serius untuk edukasi, riset, dan konservasi, sekaligus dikembangkan sebagai destinasi wisata mangrove Jepara berbasis ilmu pengetahuan dan aksi lapangan.

MECoK Ecopark, Wisata Mangrove Jepara dengan Sejarah Terpanjang
Berbeda dengan banyak wisata mangrove yang baru dibuka dalam beberapa tahun terakhir, MECoK Ecopark telah dirintis sejak 2001. Kawasan ini dikelola oleh KeSEMaT, IKAMaT, bersama Universitas Diponegoro dan IKAMaT.

Saat pertama kali dimulai, lebih dari 90 persen mangrove di Teluk Awur rusak akibat abrasi, penebangan, dan alih fungsi lahan. Melalui pembibitan, penanaman, pemantauan, dan penyulaman yang dilakukan secara konsisten, kawasan ini kini berubah menjadi pusat wisata mangrove edukatif dengan tutupan vegetasi mencapai sekitar 90 persen.

Hingga hari ini, lebih dari 1,2 juta bibit mangrove dari 34 spesies mangrove mayor, minor, dan asosiasi telah ditanam. Angka ini menjadikan MECoK sebagai salah satu kawasan mangrove terlengkap di Indonesia, bahkan disebut sebagai yang terlengkap kedua setelah Cilacap.

Mengapa MECoK Layak Jadi Wisata Mangrove Nomor Satu di Jepara?
Jika wisata mangrove diukur hanya dari popularitas, MECoK mungkin kalah viral. Namun jika diukur dari substansi, MECoK berada di level tertinggi.

Beberapa keunggulan utama MECoK Ecopark sebagai wisata mangrove Jepara:
  • Arboretum mangrove edukatif, bukan sekadar jalur jalan kaki
  • Pusat pendidikan mangrove nasional dan internasional
  • Lokasi konservasi karbon biru (blue carbon) dengan potensi serapan hingga ±500 MgC/ha
  • Ruang pembelajaran SDGs, riset, dan kampanye lingkungan
MECoK membuktikan bahwa wisata mangrove tidak harus kehilangan nilai konservasinya demi jumlah pengunjung.

Kondisi Terkini: Tantangan Fasilitas dan Realitas Lapangan
Namun, jujur harus diakui, tantangan nyata masih dihadapi MECoK Ecopark. Saat ini, beberapa fasilitas seperti jembatan trekking mangrove dilaporkan mengalami kerusakan di sejumlah titik. Faktor cuaca pesisir, pasang surut, usia material, serta keterbatasan biaya perawatan menjadi penyebab utama. 

Kerusakan fasilitas di kawasan wisata mangrove bukan persoalan sepele. Jalur trekking yang rusak berisiko:
  • membahayakan pengunjung,
  • mendorong orang keluar jalur,
  • serta mengganggu sistem perakaran mangrove yang sensitif.
Di sinilah perbedaan MECoK terlihat jelas: kawasan ini tidak menutup mata terhadap keterbatasan, melainkan menjadikannya alarm penting bahwa wisata mangrove memerlukan perawatan berkelanjutan, bukan proyek sekali jadi.

Pentingnya Pengelolaan dan Pemantauan Bersama
Keberlanjutan wisata mangrove Jepara tidak mungkin ditopang oleh satu pihak saja. MECoK Ecopark menunjukkan bahwa pengelolaan bersama (co-management) adalah kunci: antara pengelola, akademisi, pemerintah daerah, mitra swasta, komunitas, hingga pengunjung.

Pemantauan tidak boleh berhenti pada kebersihan atau tiket masuk, tetapi harus mencakup:
  • evaluasi rutin kondisi jalur trekking,
  • pemantauan kesehatan mangrove,
  • pengukuran karbon biru, pengendalian daya dukung wisata,
  • serta transparansi kebutuhan perawatan fasilitas.
Tanpa pemantauan, wisata mangrove hanya akan menjadi tempat ramai yang perlahan merusak ekosistem yang seharusnya dijaga.

Penutup: Wisata Mangrove Jepara yang Punya Arah Masa Depan
Di antara berbagai destinasi wisata mangrove di Jepara, MECoK Ecopark adalah yang paling lengkap secara ekologi, edukasi, dan sejarah konservasi. Ia mungkin tidak selalu berada di posisi teratas pencarian populer, tetapi secara substansi, MECoK adalah fondasi wisata mangrove Jepara yang sesungguhnya.

Jika perbaikan fasilitas, kolaborasi pendanaan, dan pemantauan bersama terus diperkuat, MECoK Ecopark bukan hanya layak menjadi wisata mangrove nomor satu di Jepara, tetapi juga rujukan nasional ekowisata mangrove Indonesia.

Karena wisata mangrove sejati bukan tentang seberapa ramai ia dikunjungi—melainkan seberapa lama ia bisa bertahan dan memberi manfaat bagi alam dan manusia.

(Sumber foto: IKAMaT).

No comments:

Post a Comment