Oleh karena itu, dibuatlah penetapan suatu kawasan ekosistem mangrove menjadi kawasan lahan basah yang penting secara ekologis dan dilindungi di luar kawasan konservasi yang sudah ditetapkan. Kemudian kawasan tersebut ditetapkan menjadi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Lahan Basah. Harapan dari ditetapkannya suatu kawasan menjadi KEE Lahan Basah adalah dapat melindungi keanekaragaman hayati, menjaga proses ekologis, mencegah kerusakan, dan pengelolaan yang berkelanjutan.
Salah satu kawasan yang ditetapkan menjadi KEE Lahan Basah adalah kawasan ekosistem mangrove di Desa Mojo, Pemalang. Kawasan ini merupakan kawasan ekosistem mangrove yang memiliki kondisi mangrove yang cukup padat.
Setelah lima tahun ditetapkan, kondisi ekosistem mangrovenya bertambah padat dilihat secara langsung maupun dengan penginderaan jauh. Hal ini dikarenakan terdapat upaya rehabilitasi dan konservasi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak. Kemudian, terjadi juga pertumbuhan alami mebentuk tegakan murni di wilayah ini.
Meskipun upaya penetapan dan rehabilitasi telah dilakukan, tindakan nyata tetap dibutuhkan untuk melindungi kawasan tersebut dari berbagai ancaman dan tekanan. Selain alih fungsi lahan, seperti menjadi tambak, permukiman, atau area pembangunan kecepatan konversi dan potensi hilangnya tutupan mangrove, baik akibat aktivitas manusia maupun faktor alam, masih menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan ekosistem.
Oleh karena itu, pengawasan dan pemantauan berkelanjutan sangat diperlukan pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai KEE Lahan Basah. Langkah ini penting agar kelestarian ekosistem tetap terjaga dan manfaatnya dapat dirasakan secara optimal, baik oleh masyarakat sekitar maupun lingkungan secara keseluruhan.
Selain memiliki ekosistem mangrove yang padat dan terjaga, KEE Lahan Basah Mojo, Pemalang juga dikenal melalui pemanfaatan mangrove sebagai bahan pewarna alami untuk pembuatan batik dan produk olahan mangrove lainnya serta budidaya perikanan lestari (silvofishery). Kelompok mangrove setempat juga aktif melakukan kegiatan pembibitan sebagai bagian dari upaya rehabilitasi sekaligus edukasi bagi masyarakat. Dengan berbagai aktivitas tersebut, keberadaan KEE Lahan Basah Mojo, Pemalang tidak hanya memperkuat fungsi ekologis kawasan pesisir, tetapi juga membuka peluang peningkatan perekonomian masyarakat melalui usaha kreatif dan berkelanjutan.
KEE Lahan Basah Mojo, Pemalang ini dapat disusuri menggunakan perahu milik kelompok pegiat mangrove yang biasa digunakan untuk kegiatan rehabiltasi dan konservasi serta wisata alam mengelilingi hutan mangrove yang ada.
Penetapan KEE Lahan Basah Mojo, Pemalang diharapkan dapat menjaga kelestarian ekosistem mangrove sehingga kawasan pesisir lebih terlindungi dari abrasi, banjir rob, dan dampak perubahan iklim. Kawasan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekowisata, pembibitan, dan berbagai usaha berbasis mangrove.
Selain menjadi ruang edukasi dan penelitian, KEE Lahan Basah Mojo, Pemalang diharapkan memperkuat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan mitra lainnya dalam pengelolaan kawasan secara berkelanjutan. Dengan kondisi mangrove yang baik, kawasan ini juga dapat berkontribusi pada upaya penyerapan karbon dan mitigasi perubahan iklim. (ADM).
(Sumber foto: IKAMaT).
No comments:
Post a Comment