1.29.2024

Mangroving di KEE Teluk Pangpang Kunci Sukses Lulus S2 dengan Cepat

MANGROVEMAGZ. Salam MANGROVER! Ini kali ketiga saya berbagi cerita mangroving saya di MANGROVEMAGZ. Meskipun telah lama tidak aktif dalam program konservasi, kampanye, edukasi, penelitian, dan publikasi mengenai ekosistem mangrove setelah wisuda dari UNDIP dan berpisah dari teman-teman di KeSEMaT Semarang yang tercinta, saya merasa perlu untuk kembali menuliskan cerita mangroving ini. Bagi saya, ini adalah sebuah cerita yang penuh pengalaman dan meninggalkan jejak berharga dalam hidup saya. Meski tidak bekerja di bidang mangrove, saya berhasil menyelesaikan pendidikan S2 dengan fokus pada pembahasan ekosistem mangrove secara menyeluruh.

Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Teluk Pangpang, Kabupaten Banyuwangi, menawarkan pesona flora dan fauna ekosistem mangrove yang memiliki potensi wisata lingkungan yang menarik. Oleh karena itu, kawasan ini menjadi kawasan ekonomi yang penting, dengan kompleksitas berbagai permasalahan ekonomi sosial di masyarakat pesisir.

Banyak peneliti, baik dari kalangan akademisi, mahasiswa dari berbagai instansi swasta, maupun pemerintah serta perguruan tinggi, yang datang ke kawasan ini untuk melakukan penelitian, termasuk saya sendiri.

Keputusan untuk meneliti mangrove sebagai topik tesis S2 saya merupakan keputusan terakhir, yang awalnya bukanlah tentang mangrove. Singkat cerita, daripada memusingkan hal yang rumit dan tak kunjung selesai, akhirnya saya kembali menggali passion yang selama ini terpendam. Hasilnya, saya berhasil menyelesaikan program S2 di UPN dalam waktu 20 bulan, dan saya bersyukur atas hal tersebut. 

Selama masa studi, saya mengalami pengalaman yang sangat menyenangkan dan berkesan. Dari semester 1 hingga 4, saya menekuni tugas-tugas kuliah saya dengan materi studi kasus tentang mangrove, dan tesis saya pun membahas ekosistem mangrove. Sangat menyenangkan dan seru, saya melihat pengalaman ini sebagai hadiah dari aktivitas mangroving sekaligus kelulusan S2.

Saya berjumpa dengan berbagai flora dan fauna yang beragam dan melimpah. Ekosistem mangrove Teluk Pangpang menjadi tempat singgah bagi para burung migran, sehingga terdapat banyak jenis burung yang bersarang di vegetasi mangrove.

Berbagai video drone di media sosial menampilkan banyaknya burung yang hinggap di pucuk-pucuk pohon mangrove, terutama di wilayah mangrove Kili-kili. Wisata mangrove-asosiasi menampilkan pohon cemara dan atraksi pembibitan bibit mangrove di wilayah mangrove Wringinputih. Sementara itu, di mangrove Teluk Pangpang, ekowisata atraksi menangkap kepiting bakau dapat ditemukan di wilayah mangrove Kaliwatu.

Pengunjung yang ingin menyusuri laut Teluk Pangpang dapat menyewa perahu dari nelayan yang beroperasi dari dermaga Tanjung Pasir, tepat di depan kantor BTN Alas Purwo, SPTN Tanjung Pasir. 

Wilayah ekosistem mangrove Teluk Pangpang merupakan daerah penyangga Taman Nasional Alas Purwo yang terletak di Banyuwangi dan melintasi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Muncar dan Kecamatan Tegaldlimo. Selain itu, ekosistem mangrove Teluk Pangpang berada di kawasan biosite, yaitu Geopark Ijen yang telah resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) atau Jaringan Geopark Dunia UNESCO.

Berbagai instansi nasional dan internasional sudah berkunjung ke KEE Teluk Pangpang, tidak hanya untuk keperluan penelitian, tetapi juga untuk melaksanakan aksi lingkungan dan program Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini tidak hanya dipicu oleh penetapan Teluk Pangpang sebagai KEE dan Geopark Ijen, tetapi juga didukung oleh lokasi ekosistem mangrove yang terletak di Kabupaten Banyuwangi.

Fasilitas dan akses transportasi yang mudah ke Banyuwangi, baik melalui pesawat dari Jakarta, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera yang mendarat di Banyuwangi International Airport, maupun melalui jalur darat dengan kereta api, mobil, dan jalur laut dari Bali, menjadikan sumber daya yang ada sebagai potensi yang tinggi untuk pengembangan ekowisata mangrove di KEE Teluk Pangpang di berbagai wilayahnya.

Terlebih lagi, pada tahun 2024 ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang mengembangkan program unggulan wisata yang ditargetkan untuk pertumbuhan ekonomi, yang dikenal sebagai Banyuwangi Bali Barat (BBB), yang sungguh menarik.

Selama tahun 2023, aktivitas penelitian yang saya lakukan melibatkan banyak diskusi dengan warga lokal, akademisi, dan praktisi ahli untuk mengidentifikasi serta mencari solusi atas permasalahan yang ada dalam ekosistem mangrove di KEE Teluk Pangpang.

Banyak kelompok masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan konservasi atau pemanfaatan fungsi ekosistem mangrove di kawasan ini, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB), Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), dan Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas), yang semuanya merupakan binaan dari Dinas Perikanan dan Dinas Kehutanan setempat.

Namun, di sisi lain, terdapat juga beberapa industri tambak yang mengelilingi sebagian wilayah ekosistem mangrove tersebut. Keberadaan berbagai macam komunitas (local community) di sekitar ekosistem mangrove memberikan tantangan, kekuatan, dan bahkan ancaman, serta peluang yang berpotensi bagi pengembangan ekosistem mangrove yang berkelanjutan di masa depan.

Anda dapat menyimak tesis lengkap saya yang dapat diakses melalui http://repository.upnjatim.ac.id/id/eprint/14311.

Selain itu, Anda juga dapat mengakses jurnal saya yang merupakan bagian dari tesis saya di https://doi.org/10.46799/jss.v4i3.581.

Dukungan dari teman-teman di KeSEMaT UNDIP, Yayasan IKAMaT (Ikatan Alumni KeSEMaT), dan Komunitas KeAMaT (Keluarga Alumni KeSEMaT) sangatlah penting dalam kemudahan penelitian saya.

Demikianlah sekilas cerita dari saya untuk para mangrover, semoga cerita ini bermanfaat. Jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai penelitian ekosistem mangrove di KEE Teluk Pangpang, silakan hubungi saya melalui:

1. Email: yoga.upnvjt@gmail.com
2. HP: 082135189271.

Sampai jumpa. Best & Regards.

(Ir. Yanuar Yogha Pradana, S.Kel, M.Ling, IPP).

Sumber foto: dokumentasi pribadi.

No comments:

Post a Comment