12.31.2014

Asal Indonesia, Inilah KeSEMaTUSTIK, Grup Band Mangrove Pertama di Dunia!


Penasaran dengan video musik KeSEMaTUSTIK? Lihat dan dengarkan kecenya single "Mangrove Hidup Kita." Klik di sini.

MANGROVEMAGZ. Musisi dan mangrove. Hemmm..., apa hubungannya, ya. Pastinya sangat erat! Tak percaya? Jangan salah, walaupun mereka musisi yang sibuk berkutat dengan musik, aransemen dan industrinya, tapi ditengah-tengah kesibukannya, mereka juga peduli dengan kelestarian ekosistem mangrove, lho.

Anda tahu Iwan Fals, Anggun, Julia Perez dan Ariel NOAH, mereka adalah empat dari banyak lagi lainnya, para musisi Indonesia yang peduli dengan mangrove. Setidaknya, keempatnya sudah pernah melakukan aksi mangroving, menanam mangrove bersama masyarakat. Anda bisa baca artikel lengkap mengenai aksi keempatnya menghijauakan bumi dengan mangrove di artikel berjudul "Lima Selebritis Indonesia Ini, Pernah Menanam Mangrove."

Bicara tentang musisi Indonesia yang peduli dengan mangrove, ternyata ada sekumpulan musisi muda dari Semarang, yang tak hanya peduli dengan mangrove saja, tak tanggung-tanggung, bahkan mereka membentuk grup band dan khusus hanya menciptakan lagu-lagu tentang mangrove, saja.

Grup band yang digawangi mahasiswa dari Ilmu Kelautan UNDIP yang semuanya merupakan Anggota KeSEMaT ini, sudah berhasil meluncurkan single pertamanya, yaitu Mangrove Hidup Kita. Hebatnya lagi, mereka juga sudah me-release video klipnya di YouTube dan sudah ditonton ratusan orang.

Penasaran dengan grup band mangrove asli Indonesia, yang kabarnya satu-satunya dan baru pertama kali terbentuk di dunia, ini? Bangga sekali, kami mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah satu personelnya, yaitu Rohmat, yang merupakan leader dari grup ini.

Sore itu, kami janjian ketemu di base camp KeSEMaTUSTIK, yang bertempat di Banyumanik, salah satu daerah di Semarang bagian atas. Diterima di sebuah rumah yang bersahaja, kami berbincang di ruang tamu, tempat berbagai barang bernuansa mangrove. Ada batik, krupuk, pakaian, buku-buku mangrove dan desain, semuanya serba mangrove.

Setelah diterima dengan sambutan teh manis dan berbagai kue yang juga dibuat dari buah mangrove, kami mulai berbincang. Rohmat yang S1 dari Ilmu Kelautan ini, menuturkan banyak hal seputar grup band mangrovenya, mulai dari sejarah, perkembangan, idealisme, biografi dan karya hingga rencana ke depan.

Ikuti perbincangan kami dengan KeSEMaTUSTIK, berikut ini. M adalah MANGROVEMAGZ dan R adalah Rohmat:

M: Bagaimana awal mulanya grup ini dibentuk?
R: KeSEMaTUSTIK lahir sejak tahun 2010, jadi tahun ini sudah sekitar lima tahun usianya. Dibentuk oleh alumni KeSEMaT yang tergabung dalam yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT), Mas Aris Priyono, awalnya hanya untuk menyalurkan hobi bernyanyi dari beberapa anggota KeSEMaT, namun pada akhirnya dikonsep lebih serius menjadi salah satu media kampanye KeSEMaT melalui musik. KeSEMaT sendiri punya banyak media kampanye lain, selain KeSEMaTUSTIK.



Inilah penampilan KeSEMaTUSTIK pertama kali di khalayak ramai, di sebuah mall di Semarang, tahun 2010 silam.

M: Namanya unik, apa arti dan filosofinya?
R: Itu artinya akustik. Awalnya, salah satu IKAMaT, yaitu Mas Dhira yang memberi nama KeSEMaTUSTIK. Nama itu keluar spontan, saat salah satu acara tahunan KeSEMaT di Jepara, yaitu Mangrove Cultivation. KeSEMaTUSTIK berarti KeSEMaT Akustik, yang menyanyikan lagu-lagu mangrove dengan cara akustik. Namun setelah beberapa waktu berjalan, format akustik ini, pada akhirnya disesuaikan dengan kondisi dan tempatnya.

M: Bagaimana mengenai personelnya? Ada sembilan orang, ya. Banyak sekali?
R: Personel awal hanya tiga orang yang dibantu satu additional player. Tapi, berkembang seiring waktu. Dari tiga menjadi lima dan sembilan orang. Sampai saat ini, setelah launching single pertama, yaitu Mangrove Hidup Kita, personel kita rombak lagi menjadi tiga orang, selebihnya additional, saja.

M: Kabarnya sudah pernah nyanyi di depan Gubernur Jawa Tengah?
R: Benar. Saat itu diundang KOMPAS, dalam gathering Buka Puasa Bersama di Semarang. Kebetulan KeSEMaT, sudah lama bekerjasama dengan KOMPAS. Kami mengisi acara, membawakan lagu-lagu mangrove kami dan lingkungan lain, juga lagu religi. Senang sekali, Pak Bibit Waluyo, gubernur waktu itu, bisa hadir dan menyaksikan langsung perform kami.

M: Bagaimana proses Mangrove Hidup Kita? Lagunya keren, dan sangat memotivasi.
R: Terima kasih, kebetulan itu saya yang menciptakan, dibantu Reza di liriknya. Kami merekamnya di salah satu studio musik di Semarang. Lumayan cepat, seminggu sudah jadi, mulai dari take vokal, aransemen musiknya sampai finishing lain. Video musiknya dibantu Mas Ardhi, salah seorang mahasiswa desain komunikasi visual di Semarang, yang kebetulan sedang ada tugas akhir.


KeSEMaTUSTIK saat tampil dihadapan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.

M: Apa yang coba disampaikan dalam MHK?
R: Itu lagu yang berpesan sederhana, intinya saya dan Reza ingin mengatakan kalau mangrove itu unik, penting banget fungsi dan manfaatnya bagi kehidupan di bumi. Untuk itulah, kami ingin mengajak semua yang mendengarkan, agar selalu mencintai dan menyayangi hutan mangrove dan warga pesisirnya, yang akhir-akhir ini sering mendapatkan tekanan dari berbagai pihak.

M: Secara singkat, apa yang terjadi dengan hutan mangrove Indonesia?
R: Banyak dijarah, ditebang, dirusak untuk reklamasi, pertambakan, jalan tol dan alih fungsi lahan, lainnya. Kondisinya makin parah dengan semakin banyaknya manusia yang lahir dan membutuhkan perumahan dan leisure lainnya. Kita menimbun laut menjadi daratan, yang tak semestinya dilakukan. "Rumah" mangrove dijarah manusia, sehingga bencana pesisir seperti rob, penurunan tanah, sanitasi lingkungan yang buruk, terjadi di semua pesisir, tak hanya di Indonesia saja, tapi di kota-kota pesisir di seluruh dunia.

M: Menakutkan sekali, ya. Apakah MHK sudah cukup untuk mengkampanyekan pelestarian mangrove, mengingat bencana pesisir yang disebutkan tadi?
R: Tentu saja, belum. Kedepan kami ada rencana membuat mini album, yang berisikan beberapa buah lagu mangrove. Sudah ada Sepasang Sepatu Merah, Mangrover Indonesia, Dialah Hijauku dan lagu mangrove lainnya yang akan direkam. Doakan, dalam beberapa waktu, kami akan masuk studio rekaman lagi.



Alunan gesekan biola nan mendayu, inilah yang membuat musik KeSEMaTUSTIK makin unik.

M: Saya penasaran dari tadi, apakah KeSEMaTUSTIK hanya akan membuat dan menyanyikan lagu-lagu bertema mangrove, saja? Bicara bisnis, nampaknya pangsa pasarnya tidak terlalu lebar?
R: Anda benar. Tapi, kami memang tak berniat ke jalur bisnis. Para personel kami, bahkan mendanai proyek single MHK dan mini album KeSEMaTUSTIK.

M: Wah, keren sekali. Bicara idealisme, apakah terkadang sedikit mengganggu apabila grup ini diminta menyanyikan di luar lagu mangrove. Pada saat show, pasti sering diminta, bukan?
R: Iya, sering sekali. Kalau soal ini, tak masalah, bagi kami. Di pesisir, kami bahkan menyanyikan dangdut, campur sari, juga lagu lainnya, sesuai permintaan. Tapi, pasti MHK selalu kami nyanyikan. Justru idealisme kami, membuat KeSEMaTUSTIK unik, makin dikenal sebagai satu-satunya grup musik mangrove, format band.

M: Menarik. Dan, benarkah KeSEMaTUSTIK, satu-satunya grup musik mangrove di dunia?
R: Soal itu kami kurang tahu, tapi kami dengar dari fans, memang seperti itu. Kami tahu, ada grup musik bernama Mangrove dari Belanda, tapi mereka memberi nama grupnya seperti itu karena mengambil filosofi akar mangrove. Alirannya lebih ke rock progresif, dan sama sekali tak berbau mangrove, dalam lagu-lagu yang diciptakannya.


Sering berganti personel, saat ini Reza, Tari dan Rohmat memperkuat squad KeSEMaTUSTIK.

M: Bila pasarnya sangat segmented, dari mana saja biasanya pihak yang mengundang grup band mangrove ini?
R: Kebanyakan yang mengundang kami phak pemerintah, EO lingkungan, pernah juga mengisi beberapa kali event umum di Semarang, acara-acara mahasiswa, dan masih banyak lagi. Idealisme kami dalam menyuarakan penyelamatan mangrove, agaknya tak terlalu berpengaruh terhadap tawaran manggung.

M: Bagaimana rencana kedepan KeSEMaTUSTIK?
R: Tetap fokus dengan idealisme kami, dan doakan, segera keluar mini album mangrove kami.


Selain di pesisir, KeSEMaTUSTIK juga aktif "ngamen" di cafe-cafe dan berbagai hotel di Semarang.

M: Pastinya. Terakhir, apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat Indonesia, untuk kampanye penyelamatan mangrove?
R: Pesan kami, pelajari mangrove lebih dalam lagi. Ekosistem ini, penyangga kehidupan di bumi, yang menjamin masa depan kita. Bersama memangrovekan masyarakat dan memasyarakatkan mangrove.

Itulah bincang-bincang kami dengan KeSEMaTUSTIK. Sangat inspiratif, bukan. KeSEMaTUSTIK memberikan banyak informasi, inspirasi dan motivasi kepada kita semua bahwa mengkampanyekan penyelamatan hutan mangrove, tak hanya bisa dilakukan dengan cara menanam mangrove saja, tetapi juga bisa dilakukan dengan musik dan media lainnya, sesuai dengan keahlian dan latar belakang kita, masing-masing. (Ganis Riyan Efendi).

No comments:

Post a Comment